RSS

Aku Akan Selalu Bersamamu

Saat itu musim kemarau terasa di angin pagi yang hangat, Saldy tersenyum sambil mengulurkan tangan lebar-lebar, seolah ingin memeluk indahnya alam. Dia terlarut dalam kegembiraan, ia berkeliling di dalam taman, menari dengan rambutnya yang panjang nan halus dan hitam legam.Bibirnya yang merah tersenyum dan tertawa,matanya yang indah mengisyaratkan kedamaian.

Dia membiarkan angin mengelus pipinya saat ia berlari di sekitar taman, bersenandung dalam sukacita, Matanya, terbelalak,jantungnya berhenti berdetak sesaat ketika dia berhadapan dengan seorang pria berwajah lugu. Dia menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang  kuning sambil memegang sapu. Saldy ketakutan, terkejut hingga terjatuh ketanah.

Mengerang sedih, dia bangkit perlahan dari posisi telentang dan mendengus, melontarkan kata-kata kasar pada pria bingung itu. Tapi pria itu hanya menunduk tanpa kata. "Apakah kau bisu! Anda bahkan tidak bisa mengatakan maaf ! 
Dengan frustrasi Saldy bergegas pergi. Pria itu mendesah dan menggeleng, mengambil sapunya untuk melanjutkan menyapu dedaunan yang jatuh ke tanah.

Keesokan harinya, Saldy duduk di bawah sebuah pohon di kebun yang sama, membenamkan wajahnya di kedua tangannya, menangis tak terkendali. Tiba-tiba, ia mencium bau busuk yang menyengat dan ia mengambil saputangan putih dari kantongnya untuk menutup hidungnya.
"Kamu lagi !" ia melipat tangannya, jelas kesal. Pria itu mengangkat tangan kanannya ke sisi dahinya, mengisyaratkan penyesalannya. Dia kemudian menunjuk ke sapu tangan, memberi isyarat  kepada Saldy untuk menyeka air matanya. "A-Apakah Anda benar-benar ... bisu?" Tanya Saldy serasa pengen tau. Sebaliknya, pria itu tersenyum seraya melemparkan candaan dengan gerakan tangannya. Saldy tertawa, dan ia mengambil secarik kertas dari saku belakangnya dan mulai menulis. 

"Kalau saja pacar saya pengertian seperti Anda, Asy ..." Saldy merenung sedih dan melanjutkan, "Tapi itu tidak penting lagi."  Mereka duduk dalam keheningan ditengah kebun cokelat dengan dedaunan yang rindang menyertai  persahabatan mereka yang mulai terjalin.

Hari demi hari, Saldy semakin sering menemui Asy di kebun, tempat  Asy menyapu dedaunan. Mereka menikmati setiap pertemuan, bercengkrama melalui potongan-potongan kertas. Saldy  berbicara dan Asy  mendengarkan, selalu siap dengan sapu tangan untuk mengusir kesedihan. Setiap kali Saldy merasa down, Asy akan membawanya ke ladang dipinggiran kota dimana bunga-bunga matahari mekar cantik dan dan jauh dari kebencian. Asy akan selalu meminta Saldy untuk menuliskan  kesedihan dan rasa senangnya kebatang pohon tersebut. Sehingga dipastikan pohon itu menjadi tempat dari ukiran kebersamaan mereka. Disitulah surga mereka.
Sayangnya, Keakraban mereka terusik. Di tengah malam itu, Saldy  pulang dari kerja dan berjalan  lewat jalan pintas melalui gang yang sepi ketika dua laki-laki bertubuh besar muncul di hadapannya. Bau tidak segar keluar dari mulut mereka sesaat  mendengus marah seperti banteng gila.

"Jangan kau temui Asy lagi ! Dia lebih baik tanpa wanita! Dia akan ikut kami ke neraka ! gertak salah satu dari mereka. Saldy ketakutan, menjerit dan memejamkan mata, berdoa agar dia selamat malam itu. Detik berlalu, dengan perlahan Dia membuka matanya, melihat dua pria kekar dihadapannya. Sesaat Asy muncul dari kejauhan dan langsung meninju dan menendang kedua Pria Kekar itu. Namun darah menetes dari hidung dan dahinya, ia tergeletak di tanah, tak berdaya ketika tenaganya tidak mampu menandingi kedua pria itu. "Itulah yang kau dapatkan karena ku telah mengkhianati kami," teriak  kedua pria itu seraya mencibir mengungkapkan kepuasan dan kesombongan mereka.

"Asy !" Teriak Saldy, mengangkatnya dan memeluknya erat. Memeriksa wajahnya dengan cermat,disertai air mata yang semakin mengucur di pipinya. Ia mengeluarkan saputangan putih yang selalu dibawanya dan mengulurkannya padanya. Asy menerima saputangan itu dengan tangan gemetar dan malah menggunakan sapu tangan itu menghapus air mata Saldy. Sejenak saldy menyadari bahwa pria didekapannya itu adalah seorang pria yang telah menolongnya. Seorang pria yang berpenampilan  sangar namun mempunyai hati yang baik.

"Berjanjilah kau tidak akan pernah meninggalkan aku walau apapun yang terjadi" Saldy berbisik. Dengan tangan gemetar, Asy mengambil secarik kertas dan pena. "Aku akan selalu bersamamu" Dia meyakinkan Saldy. "Aku bersumpah". Sambil tersenyum, dan mereka saling berpelukan. Malam itu persahabatan antara mereka bertumbuh menjadi cinta.

Meskipun memiliki dunia yang berbeda, Saldy dari keluarga berada sedangkan  Asy hanya tukang sapu taman namun keduanya tetap saling mencintai setelah insiden dimalam itu.

Suatu hari, seperti biasanya Saldy berjalan menuju kebun, tiba-tiba ia merasakan matanya perih dan panas seketika cairan panas menyembur tepat mengenai mata dan wajahnya.Saldy berteriak kesakitan sehingga terdengar oleh Asy dari kejauhan.Asy segera berlari dan menghampiri Saldy yang sudah tidak sadarkan diri.Asy tahu bahwa itu adalah perbuatan dari kedua pria kekar yang menghajarnya dimalam  sebelumnya.

Saldy dilarikan ke rumah sakit namun sudah terlambat. Dia kehilangan penglihatannya. Keluarganya bersedih dan menangis atas musibah yang menimpa Saldy. Asy merasa bersalah telah menyebabkan kemalangan menimpa Saldy dan keluarganya.

Sesaat Asy memandangi gambar-gambar bahagia Saldy dan dirinya, dia menghela napas dan membuangnya. Asy pergi meninggalkan kegiatannya sebagai tukang sapu taman.

"Saldy! apakah kau bisa melihatku ? "tanya seorang wanita paruh baya yang ternyata bibinya .Suatu berkat ternyata Saldy bisa melihat kembali, meski ada sesuatu yang berbeda di bentuk kedua matanya.
Saldy menyadari bahwa Asy telah meninggalkan dirinya. Dia menangis siang dan malam., dia tidak habis pikir mengapa Asy meninggalkannya. Dia mengingat janji Asy dan kembali menangis.

Suatu hari, ia memutuskan untuk pergi kesebuah tempat dimana mereka  pernah merasakan saat-saat bersama. Dia berjalan ke pohon yang menjadi tempat mereka mencurahkan kesedihan dan kebahagian mereka dulu. Dia menangis menghampiri pohon itu dan mencoba membaca satu persatu ukiran tulisan yang pernah mereka buat. Tanpa sadar, ia melihat sebuah tulisan 'Aku akan bersamamu " yang terukir di batang pohon paling bawah.Dia memastikan bahwa tulisan itu adalah tulisan baru yang belum pernah mereka ukir.. Saldy mulai lega, Harapannya untuk bertemu Asy masih ada.

Setelah dia melihat tulisan itu beberapa saat, ia ingin bermaksud untuk pulang kerumahnya. Namun ketika Saldy memalingkan tubuhnya, ia tercengang ketika ia melihat seorang pria duduk dibangku dengan kacamata hitam dan tongkat ditangannya. Pria itu kelihatan berkeringat, karena kebetulan cahaya matahari sangat menyengat saat itu.Pria itu mengambil sapu tangan dari kantong belakangnya, dan tanpa sadar sebuah photo ikut keluar dan terjatuh ketanah. Ia meynyapu keringat yang membasahi wajahnya. Dengan perasaan iba, Mary mengambil foto yang terjatuh tadi  dan melihat dan heran saat mengetahui bahwa orang dalam photo itu adalah dirinya sendiri. Dilain pihak Pria itu meraba-raba saku belakang bermaksud untuk mengambil photo, dia belum menyadari bahwa photo itu telah terjatuh saat mengambil sapu tangannya. Perlahan-lahan, Saldy berjalan mendekat dan meletakkan photo di tangan pria itu sambil menangis.

Pria itu menyeringai merasakan teriknya matahari  pagi sambil menunjukkan gigi  yang kuning dan kemudian mendekati saldy ( Saldy sadar bahwa pria di dekatnya adalah Asy )

"Aku akan selalu bersamamu ..." Asy berkata sambil tersenyum
 
Saldy tersenyum disertai air mata bahagia membasahi pipinya.Dia sadar,ternyata Asy tidak meninggalkannya, namun dia selalu menemaninya melalui ukiran yang ada dipohon itu.


Mari bergabung di facebook :
- Page :  Ásy Síagían is My friend
- Group : i have no Diary

0 comments:

Posting Komentar