RSS

Saved By A Friend

Suatu hari, ketika aku masih seorang murid di sekolah lanjutan tingkat pertama aku melihat seorang anak dari kelas berjalan pulang dari sekolah. Namanya Sri. Sepertinya ia membawa semua buku-bukunya, dan aku berpikir, "Mengapa ada orang membawa pulang semua buku-bukunya pada hari Jumat ?  Dia pasti ingin menjadi seorang kutu buku."

Aku sudah punya jadwal akhir pekan itu ( bermain bola volley dengan teman-teman di sore harinya,), aku melihat sekelompok anak-anak berlari ke arahnya dan mendekat, menjatuhkan semua buku dari genggaman Sri, Sri terjatuh. Kacamatanya terlepas.

Lalu ia mendongak, dan aku melihat kesedihan di matanya . Hatiku tertuju kepadanya. Aku berlari ke dia dan saat dia merangkak mencari kacamatanya, aku melihat dia menangis. Ketika aku menyerahkan kacamatanya, aku berkata, "Mereka hanya orang-orang bodoh yang butuh perhatian.."

Dia menatapku dan berkata, " Hai,terima kasih !" Ada senyum indah di wajahnya.Aku membantunya mengambil buku-bukunya, dan bertanya kelasnya di mana . Ternyata,kelasnya berdekatan dengan kelasku., Aku mencoba meyakinkan diriku kalau kami belum pernah bertemu  sebelumnya. Ternyata benar,dia memang siswi baru, pindahan dari salah satu sekolah negeri.Kami berbicara sepanjang perjalanan pulang, dan aku membawa buku-bukunya.

Dia adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Aku bertanya sembari mengajak dia bermain  sbola volley pada hari Sabtu bersama teman-temanku.Dan ternyata dia mau. Kami menutup akhir pekan dan aku sadari bahwa aku semakin mengenal sosok Sri, dan aku semakin menyukainya, sementara eman-temanku mengira bahwa kami sedang jatuh cinta. Senin pagi datang lagi, masih dengan  Sri beserta buku-bukunya. "Wah, pasti kelak kamu akan menjadi orang yang berhasil" aku berkata seraya memuji

Dia hanya tertawa dan meminta tolong untuk membawa beberapa bukunya. Selama tiga tahun berikutnya, Sri dan aku menjadi teman baik. Ketika kami menginjak kelas 3, kami mulai berpikir tentang sekolah mana yang akan kami tuju selanjutnya. Sri memutuskan SMA N 3, dan aku salah satu sekolah kejuruan.

Aku tahu bahwa kami akan selalu menjadi teman, bahwa jarak tidak akan pernah menjadi masalah. Dia ingin dan akan menjadi dokter, dan aku belum bisa mengambil keputusan tentang karierku dimasa depan. Sri sedang mempersiapkan Pidato Kelulusan sekaligus perpisahan untuk sekolah dan kelas 3 yang akan segera menerima surat kelulusan.

Pada Hari Kelulusan tiba, aku selalu melihat kearah Sri. Dia tampak hebat. Dia adalah salah satu dari orang-orang yang benar-benar menemukan jati dirinya selama bersekolah. Dia memang sosok gadis yang pintar. Semua pria menyukainya,dan kadang membuat aku cemburu.

Aku bisa melihat sedikit rasa gugup ketika ia akan berpidato. Aku menepuk punggungnya  dan berkata, "Hei, gadis cantik,, kamu pasti bisa !" Dia menatapku , "Terima kasih," katanya.

Dia berguman dan memulai pidatonya.
.
"Kelulusan adalah waktu berterima kasih kepada orang-orang yang membantu kita .Kita  telah membuat  Orangtua kita, guru kita, saudara kita, sahabat kita lelah melayani kita,mereka telah mengorbankan waktu dan upaya merekan untuk kita. Saya di sini untuk memberitahu kalian semua bahwa menjadi seorang teman kepada seseorang adalah hadiah terbaik yang kita dapatkan disekolah ini ......" Sri melanjutkan pidatonya sembari sesekali tersenyum dan menatap kearahku.Aku tahu bahwa sebagian dari isi pidatonya adalah tentgang  pertemanan kami berdua, tentang kisah kami berdua.

Jangan pernah meremehkan kekuatan dari tindakan Anda. Dengan satu gerakan kecil Anda dapat mengubah hidup seseorang. Untuk lebih baik atau buruk.Tuhan menempatkan kita semua dalam kehidupan  untuk mempengaruhi satu sama lain dalam beberapa cara. Carilah Tuhan pada orang lain.Carilah Kebahagian itu, karena orang-orang disekitar kita itu adalah bagian dari jiwa kita yang akan selalu menemani kita dalam suka dan duka.

"Teman adalah malaikat yang mengangkat kita ketika  kita lupa bagaimana cara menggunakan  sayap kita untuk terbang."  



Mari bergabung di facebook :
- Group : i have no Diary

0 comments:

Posting Komentar